Lebih Hebat Mana? Messi atau Lamine Yamal Saat Muda. Lionel Messi dan Lamine Yamal, dua talenta luar biasa dari akademi La Masia Barcelona, telah mencuri perhatian dunia sepak bola dengan keajaiban mereka di usia muda. Messi, legenda hidup dengan delapan Ballon d’Or, mulai bersinar pada usia 17 bersama Barcelona, sementara Yamal, bintang berusia 17 tahun pada 2025, dijuluki “bocah ajaib” karena performanya di La Liga dan Euro 2024. Keduanya menunjukkan bakat fenomenal di usia yang sama, tetapi siapa yang lebih hebat saat muda? Artikel ini membandingkan performa, gaya bermain, dan dampak Messi serta Yamal pada usia 17, dengan mempertimbangkan konteks era masing-masing hingga 8 Juni 2025.
Perjalanan Messi di Usia 17
Lionel Messi, lahir pada 24 Juni 1987, mulai menonjol di tim utama Barcelona pada musim 2004-05, saat berusia 17 tahun. Debut resminya terjadi pada Oktober 2004 melawan Espanyol, menjadikannya pemain termuda Barcelona di La Liga saat itu (17 tahun 114 hari). Pada musim itu, Messi tampil dalam tujuh laga La Liga, mencetak satu gol—gol lob ikonik melawan Albacete pada Mei 2005, hasil umpan Ronaldinho. Total, ia bermain 77 menit di liga dengan satu assist. Di level internasional, Messi sudah menjadi bintang Argentina U20, memenangkan Piala Dunia U20 2005 dengan enam gol dan dua assist, meraih Sepatu Emas dan Bola Emas. Menurut catatan UEFA, dribbling rendah, kecepatan, dan visinya membuatnya diprediksi sebagai “Messi masa depan.”
Perjalanan Yamal di Usia 17
Lamine Yamal, lahir pada 13 Juli 2007, telah mencatatkan rekor luar biasa pada usia 17 tahun bersama Barcelona dan Timnas Spanyol. Debutnya di La Liga pada April 2023, saat usia 15 tahun 290 hari, menjadikannya pemain termuda dalam sejarah klub. Pada musim 2024-25, hingga Juni 2025, Yamal tampil dalam 40 laga di semua kompetisi, mencetak 18 gol dan 25 assist. Golnya di El Clasico Oktober 2024 (17 tahun 106 hari) memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda dalam laga tersebut. Di Euro 2024, ia mencetak satu gol dan tiga assist, membantu Spanyol juara dan meraih Pemain Muda Terbaik. Untuk Spanyol senior, Yamal mencatat 10 gol dan 13 assist dalam 20 laga, termasuk dua gol di semifinal UEFA Nations League 2025.
Perbandingan Gaya Bermain: Lebih Hebat Mana? Messi atau Lamine Yamal Saat Muda
Messi pada usia 17 adalah penyerang sayap kanan dengan dribbling tak tertandingi, pusat gravitasi rendah, dan kemampuan mengelabui bek. Namun, produktivitasnya masih terbatas karena menit bermain yang sedikit, dengan rasio gol per laga 0,14 di La Liga 2004-05. Yamal, juga penyerang sayap kanan, menggabungkan dribbling akurat, umpan terukur, dan penyelesaian klinis, dengan rasio gol 0,45 dan assist 0,63 di musim 2024-25. Data La Liga menunjukkan Yamal berada di peringkat 10 besar untuk aksi menciptakan peluang pada 2025, jauh lebih produktif dibandingkan Messi di usia sama. Namun, Messi memiliki keunggulan dalam konsistensi dribbling dan kemampuan menciptakan peluang dari situasi sulit, meski belum sepenuhnya terlihat pada 2004.
Dampak dan Pengakuan
Pada usia 17, Messi sudah dianggap sebagai permata La Masia, tetapi dampaknya di tim utama Barcelona masih terbatas karena persaingan dengan bintang seperti Ronaldinho dan Samuel Eto’o. Pengakuannya lebih besar di level internasional, dengan gelar Piala Dunia U20 menarik perhatian global. Yamal, sebaliknya, telah menjadi pilar Barcelona dan Spanyol. Kontribusinya di Euro 2024 dan Kopa Trophy 2024 sebagai pemain muda terbaik dunia menunjukkan dampak yang lebih signifikan. Pelatih Spanyol Luis de la Fuente memuji kematangannya, sementara Messi pada usia sama baru mulai dibandingkan dengan Diego Maradona oleh media Argentina. Yamal juga menghadapi tekanan besar sebagai “penerus Messi,” tetapi menjawabnya dengan performa konsisten.
Konteks Era dan Tantangan: Lebih Hebat Mana? Messi atau Lamine Yamal Saat Muda
Perbandingan ini harus mempertimbangkan konteks era. Pada 2004, sepak bola lebih fisik, dan pemain muda jarang mendapat menit bermain sebanyak sekarang. Messi bersaing di skuad Barcelona yang sudah dominan, membatasi kesempatannya. Yamal, di era 2025, mendapat manfaat dari sistem La Masia yang lebih terstruktur, eksposur media, dan Barcelona yang sedang membangun kembali, memberinya peran besar. Namun, Yamal menghadapi tekanan modern seperti sorotan media sosial dan ekspektasi tinggi, yang tidak dialami Messi di awal karier. Secara statistik, Yamal unggul dalam produktivitas, tetapi potensi Messi sudah terlihat melalui keajaiban individunya di level junior.
Siapa Lebih Hebat?
Berdasarkan performa di usia 17, Lamine Yamal tampak lebih hebat dalam hal produktivitas dan dampak. Dengan 18 gol dan 25 assist di Barcelona, serta peran kunci di Euro 2024, ia melampaui Messi, yang hanya mencetak satu gol dan satu assist di tim utama pada 2004-05. Kematangan taktik Yamal dan kemampuan beradaptasi di laga besar, seperti El Clasico, juga lebih menonjol. Namun, Messi menunjukkan bakat mentah yang luar biasa, terutama di Piala Dunia U20, yang menjadi cikal bakal kehebatannya. Jika Yamal mampu menjaga konsistensi, ia berpotensi menyamai Messi, tetapi di usia 17, Yamal memiliki keunggulan statistik dan pengaruh.
Kesimpulan: Lebih Hebat Mana? Messi atau Lamine Yamal Saat Muda
Lamine Yamal, pada usia 17 tahun hingga 8 Juni 2025, menunjukkan kehebatan yang lebih dominan dibandingkan Lionel Messi di usia yang sama, terutama dalam produktivitas (18 gol, 25 assist) dan dampak di level klub serta internasional. Messi, meski fenomenal di level junior dengan gelar Piala Dunia U20, memiliki menit bermain terbatas di Barcelona, dengan hanya satu gol. Yamal unggul dalam kematangan dan statistik, tetapi bakat mentah Messi menandakan potensi legendarisnya. Keduanya adalah talenta La Masia yang luar biasa, dengan Yamal bersinar lebih terang saat muda, namun masa depan akan menentukan apakah ia bisa mencapai level ikonik Messi.