Gagal Kalahkan Indonesia, Malaysia Dihina “Harimau Ompong”. Pertandingan sengit di laga sepak bola penutup Grup A Piala AFF U-23 2025 antara Timnas Indonesia U-23 dan Malaysia U-23 berakhir dengan skor kacamata 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Hasil ini memastikan Indonesia lolos ke semifinal sebagai juara grup dengan tujuh poin, sementara Malaysia tersingkir dengan hanya empat poin. Kegagalan Malaysia untuk meraih kemenangan, meski membutuhkan selisih dua gol untuk lolos, memicu komentar pedas dari media dan penggemar yang menjuluki Harimau Malaya sebagai “Harimau Ompong” karena ketidakmampuan mereka mencetak gol. Artikel ini mengulas jalannya pertandingan, faktor kegagalan Malaysia, dan dampak hasil ini bagi kedua tim.
Jalannya Pertandingan
Indonesia memulai laga dengan percaya diri, menguasai 65% penguasaan bola di babak pertama. Pelatih Gerald Vanenburg menerapkan formasi 4-2-3-1, mengandalkan kecepatan Victor Dethan dan Rahmat Arjuna di sisi sayap untuk membongkar pertahanan Malaysia. Peluang emas pertama datang pada menit ke-18, ketika tendangan jarak jauh Rayhan Hannan memaksa kiper Malaysia, Zulhilmi Sharani, melakukan penyelamatan gemilang. Indonesia terus menekan, tetapi penyelesaian akhir yang buruk, seperti sundulan Jens Raven yang melebar, membuat skor tetap 0-0 hingga turun minum.
Malaysia, di bawah asuhan Nafuzi Zain, bermain lebih bertahan dengan skema 4-5-1, mengandalkan serangan balik melalui Fergus Tierney. Namun, lini belakang Indonesia yang dikomandoi Kadek Arel dan Kakang Rudianto tampil solid, memenangkan 68% duel udara dan memutus aliran bola ke Tierney. Di babak kedua, Malaysia meningkatkan intensitas, dengan tendangan bebas Aliff Izwan pada menit ke-55 nyaris membobol gawang, tetapi kiper Cahya Supriadi tampil cemerlang. Meski kedua tim menciptakan peluang—Indonesia dengan 12 tembakan (tiga tepat sasaran) dan Malaysia dengan sembilan tembakan (satu tepat sasaran)—skor tetap imbang hingga akhir.
Faktor Kegagalan Malaysia
Kegagalan Malaysia mencetak gol menjadi sorotan utama. Selain kemenangan 7-1 atas Brunei Darussalam, Harimau Malaya hanya mampu mencetak satu gol dalam dua laga lainnya di Grup A, termasuk kekalahan 0-2 dari Filipina. Ketumpulan lini depan ini, terutama ketergantungan pada Tierney sebagai ujung tombak, membuat mereka sulit menembus pertahanan disiplin Indonesia. Kurangnya kreativitas di lini tengah, dengan Ahmad Asyar Hadi dan Muhammad Aiman Yusuf gagal menciptakan peluang berarti, juga menjadi kelemahan utama.
Selain itu, strategi bertahan Malaysia di babak pertama membuat mereka kehilangan momentum untuk menyerang. Nafuzi Zain tampaknya memilih bermain aman untuk menghindari kekalahan telak, tetapi keputusan ini justru membatasi peluang mereka untuk mencetak gol yang dibutuhkan. Komentar pedas dari media, yang menjuluki Malaysia “Harimau Ompong,” mencerminkan kekecewaan atas performa lini serang yang tidak tajam, terutama di laga krusial melawan Indonesia.
Dampak bagi Kedua Tim: Gagal Kalahkan Indonesia, Malaysia Dihina “Harimau Ompong”
Bagi Indonesia, hasil imbang ini tetap mengantarkan mereka ke semifinal sebagai juara Grup A, menunjukkan soliditas tim meski tanpa gelandang kunci Arkhan Fikri. Namun, ketidakmampuan mencetak gol melawan Malaysia menjadi catatan penting bagi Vanenburg, terutama menjelang laga semifinal yang kemungkinan akan mempertemukan mereka dengan Thailand atau Vietnam. Peningkatan penyelesaian akhir, terutama dari pemain seperti Hokky Caraka dan Jens Raven, akan menjadi fokus utama.
Bagi Malaysia, hasil ini menambah catatan buruk di Piala AFF U-23, di mana mereka belum pernah mencapai final dalam lima edisi terakhir. Tekanan kini tertuju pada Nafuzi Zain, yang meski memuji semangat pemainnya, harus menghadapi kritik atas kegagalan timnya memanfaatkan peluang. Julukan “Harimau Ompong” yang dilontarkan media mempertegas kelemahan lini serang, yang perlu diperbaiki jika Malaysia ingin kembali bersaing di level Asia Tenggara.
Kesimpulan: Gagal Kalahkan Indonesia, Malaysia Dihina “Harimau Ompong”
Hasil imbang 0-0 antara Indonesia dan Malaysia di Piala AFF U-23 2025 menegaskan dominasi Garuda Muda sekaligus memperlihatkan kelemahan Malaysia, yang dijuluki “Harimau Ompong” karena ketidakmampuan mereka mencetak gol. Indonesia berhasil mempertahankan soliditas pertahanan dan lolos ke semifinal, tetapi perlu memperbaiki ketajaman di depan gawang. Sementara itu, Malaysia harus menelan pil pahit tersingkir dan menghadapi kritik pedas atas performa lini serang mereka. Rivalitas Derbi Nusantara ini sekali lagi menunjukkan intensitas tinggi, dengan Indonesia mempertahankan harga diri sebagai tuan rumah dan Malaysia pulang dengan kekecewaan. Perjalanan Garuda Muda di semifinal kini menjadi sorotan, sementara Malaysia harus segera bangkit untuk masa depan sepak bola mereka.