Home / Uncategorized / AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

as-roma-andalkan-kombinasi-pemain-senior-dan-akademi

AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi.Tim sepak bola AS Roma, salah satu klub papan atas Serie A, tengah membangun fondasi baru pada musim 2024/2025 dengan mengandalkan kombinasi pemain senior dan talenta akademi. Di bawah asuhan pelatih Daniele De Rossi, yang kini menjadi ikon kepelatihan setelah sukses sebagai pemain, Roma menunjukkan perkembangan menjanjikan meski finis di posisi keempat musim lalu. Dengan veteran seperti Paulo Dybala dan talenta muda seperti Edoardo Bove, Roma berusaha menyeimbangkan pengalaman dengan potensi untuk bersaing di Serie A dan Liga Europa. Artikel ini akan mengulas strategi Roma, performa musim ini, dampak di kompetisi, respons penggemar, dan prospek masa depan.

Strategi Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

Daniele De Rossi, yang mengambil alih sebagai pelatih permanen pada 2024, menerapkan pendekatan taktis yang menggabungkan pengalaman pemain senior dengan energi talenta muda. Formasi 4-3-3 menjadi andalan, dengan fokus pada penguasaan bola (rata-rata 54%) dan transisi cepat. Paulo Dybala, sebagai kapten, tetap menjadi motor serangan dengan 14 gol dan 10 assist musim lalu, sementara Gianluca Mancini memberikan stabilitas di pertahanan. Akademi Roma, yang terkenal melahirkan legenda seperti Francesco Totti, kini menghasilkan talenta seperti Edoardo Bove (6 assist) dan Niccolò Pisilli, yang mulai masuk skuad utama. Perekrutan seperti Matías Soulé (€25 juta dari Juventus) menambah kreativitas, memungkinkan Roma membangun skuad kompetitif tanpa melanggar Financial Fair Play.

Performa di Musim 2024/2025

Roma menempati posisi keempat di Serie A dengan 68 poin, mencatatkan 19 kemenangan, 11 imbang, dan 8 kekalahan. Mereka mencetak 66 gol dan kebobolan 39 gol, menunjukkan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Kemenangan 2-1 atas Juventus dan hasil imbang 1-1 melawan Napoli menjadi bukti kemampuan Roma menyaingi tim papan atas. Di Liga Europa, Roma melaju ke perempat final, mengalahkan Feyenoord (agregat 3-1), meski tersingkir oleh Manchester United. Di Coppa Italia, mereka mencapai semifinal sebelum kalah dari Inter Milan. Performa Dybala dan kontribusi Bove, yang sering mencuri bola di lini tengah, menunjukkan potensi kombinasi senior-akademi, meski inkonsistensi di laga tandang menjadi kelemahan.

Dampak di Serie A dan Eropa

Strategi Roma mengandalkan pemain senior dan akademi telah meningkatkan daya saing di Serie A, menempatkan mereka sebagai penantang serius di belakang Napoli dan Juventus. Gaya bermain atraktif De Rossi, dengan rata-rata 12 tembakan per laga, memaksa lawan seperti Lazio bermain lebih defensif. Pendapatan komersial klub naik 9% menjadi €200 juta, didorong oleh popularitas Dybala dan jersey Bove yang laris di kalangan penggemar muda. Di Eropa, Roma menunjukkan potensi sebagai kuda hitam, meski kurangnya kedalaman skuad di laga krusial menghambat langkah lebih jauh. Pendekatan ini juga menginspirasi klub seperti Atalanta untuk lebih mempercayai talenta akademi.

Respons Penggemar dan Media: AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

Penggemar Roma di Stadio Olimpico, dengan kehadiran rata-rata 62.000 per laga, merayakan pendekatan De Rossi dengan antusias. Media sosial dipenuhi pujian untuk Dybala, yang disebut “jiwa Roma,” dan Bove, yang dianggap sebagai “Totti baru.” Media Italia seperti Corriere dello Sport memuji visi De Rossi dalam membangun tim masa depan, sementara La Repubblica menyoroti kebutuhan striker pelapis untuk mendampingi Tammy Abraham. Media internasional seperti The Guardian mencatat Roma sebagai tim yang “sedang naik daun” di Eropa, meski beberapa penggemar menyuarakan kekhawatiran tentang usia Dybala (31 tahun) dan risiko cedera. Keberhasilan akademi dalam menghasilkan pemain seperti Pisilli juga mendapat sorotan positif.

Prospek Musim 2025/2026: AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

Dengan De Rossi berkomitmen hingga 2027, Roma memiliki fondasi kuat untuk musim depan. Potensi perekrutan seperti Davide Frattesi (€30 juta dari Inter Milan) akan memperkuat lini tengah, sementara talenta akademi seperti Tommaso Baldanzi menjanjikan regenerasi. Di Serie A, Roma diharapkan menargetkan posisi tiga besar dengan minimal 70 poin, menantang Inter dan Napoli. Di Liga Europa, mereka berpeluang meraih trofi jika mampu mengatasi tim seperti Ajax. Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi panggung untuk membuktikan ambisi global, dengan laga melawan tim seperti Flamengo. Tantangan utama adalah menjaga kebugaran Dybala dan meningkatkan konsistensi tandang.

Kesimpulan: AS Roma Andalkan Kombinasi Pemain Senior dan Akademi

AS Roma menunjukkan kebangkitan di musim 2024/2025 dengan mengandalkan kombinasi pemain senior seperti Paulo Dybala dan talenta akademi seperti Edoardo Bove, di bawah taktik cerdas Daniele De Rossi. Posisi keempat di Serie A dan perempat final Liga Europa mencerminkan potensi besar, meski inkonsistensi tandang menjadi tantangan. Dukungan penggemar dan stabilitas finansial memperkuat posisi klub, dengan fokus pada akademi sebagai kunci masa depan. Roma berada di jalur untuk kembali ke puncak sepak bola Italia dan Eropa, siap mengejar trofi pada musim 2025/2026 dengan fondasi yang semakin kokoh.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *