Juventus Tertarik Dengan Johannes Spors Sebagai Direktur Baru. Di tengah gejolak internal Juventus musim 2025/2026, klub raksasa Italia itu kini soroti nama Johannes Spors sebagai kandidat kuat untuk jabatan direktur olahraga baru. Pada 23 Oktober lalu, laporan dari Sky Sport Swiss mengungkap bahwa Bianconeri telah lakukan kontak awal dengan pria Jerman berusia 43 tahun ini, yang saat ini jabat sebagai direktur teknis Southampton. Minat ini muncul pasca pengangkatan Francois Modesto sebagai direktur teknis, tapi kursi direktur olahraga masih kosong sejak kepergian Cristiano Giuntoli musim panas lalu. Juventus, yang kini tempati posisi ketujuh Serie A dengan 12 poin dari delapan laga, butuh perubahan struktural untuk bangkit dari start lambat—termasuk kekalahan 0-1 dari Genoa pekan lalu. Spors, dikenal sebagai ahli rekrutmen data-driven, dianggap cocok untuk bawa angin segar di Allianz Stadium. “Kami cari orang yang paham pasar global dan bisa bangun skuad jangka panjang,” kata sumber dekat klub. Langkah ini bagian dari reformasi di bawah pemilik Exor, yang ingin Juventus kembali kompetitif di Eropa usai absen dari fase grup Liga Champions tahun ini. INFO CASINO
Latar Belakang Karier Johannes Spors: Juventus Tertarik Dengan Johannes Spors Sebagai Direktur Baru
Johannes Spors bukan nama baru di dunia sepak bola Eropa, meski usianya masih relatif muda. Lahir di Heidelberg pada 1982, ia mulai karir di TSG 1899 Hoffenheim sebagai analis video di bawah Ralf Rangnick, yang kini latih timnas Austria. Selama lima tahun, Spors pimpin departemen scouting, bantu klub naik dari liga ketiga ke Bundesliga. Kemudian, ia pindah ke RB Leipzig pada 2013, di mana ia jadi kepala rekrutmen dan scouting—peran yang bikin ia dikenal sebagai “pemburu talenta”. Di sana, Spors identifikasi pemain seperti Dayot Upamecano, yang kemudian dijual untung besar ke Bayern Munich. Pada 2016, ia gabung Hamburger SV sebagai kepala rekrutmen, tapi petualangan besarnya dimulai di Vitesse Arnhem pada Maret 2020. Sebagai direktur olahraga termuda di Eredivisie, ia bangun jaringan pinjaman dengan Chelsea—berkat hubungan pemilik klub—dan hasilkan talenta seperti Denzel Dumfries. Spors tinggalkan Vitesse pada 2022 setelah konflik internal, tapi reputasinya tetap tinggi. Sejak Februari 2025, ia jabat direktur teknis Southampton di bawah Sport Republic, plus direktur olahraga global untuk klub saudara seperti Valenciennes. Pengalamannya di liga-liga berbeda—dari Jerman, Belanda, hingga Inggris—bikin ia siap tangani kompleksitas Juventus.
Rekrutmen Sukses dan Keahlian Data-Driven: Juventus Tertarik Dengan Johannes Spors Sebagai Direktur Baru
Yang bikin Spors menarik bagi Juventus adalah rekam jejaknya dalam rekrutmen cerdas, sering kali untungkan klub lewat jual beli pemain. Di Hoffenheim dan Leipzig, ia poach talenta murah seperti Timo Werner—dibeli 10 juta euro dari Stuttgart, dijual 53 juta ke Chelsea—serta Roberto Firmino dan Joelinton dari Brasil. Di Vitesse, ia bangun strategi pinjaman efektif, bawa pemain seperti Matus Bero dan Million Manhoef debut Eropa. Southampton, meski start buruk di Championship musim ini, kredit Spors atas akuisisi seperti Damion Downs dari Koln dan fokus pada pemuda. Pendekatannya data-driven: gunakan analisis untuk identifikasi profil pemain, bukan sekadar nama besar. “Saya percaya kerja keras dan pikir pintar; pasar tentukan harga, tapi data tentukan nilai,” katanya dalam wawancara 2021. Ini cocok dengan Juventus yang butuh hemat pasca sanksi finansial FFP tahun lalu—mereka habiskan 150 juta euro musim panas, tapi hasil minim. Spors juga punya jaringan global: ia kelola operasi untuk Genoa, Hertha BSC, Standard Liege, dan Melbourne Victory sebelum fokus Southampton. Minat Tottenham pada 2023—yang akhirnya gagal karena komitmen multi-klub—bukti daya tariknya. Bagi Bianconeri, ia bisa bantu integrasikan pemuda seperti Nicolo Fagioli dengan bintang seperti Dusan Vlahovic.
Kondisi Saat Ini Juventus dan Proses Rekrutmen
Juventus memasuki musim ini dengan ambisi tinggi di bawah Thiago Motta, tapi start lambat—hanya empat kemenangan dari delapan laga—picu perubahan di belakang layar. Giuntoli tinggalkan kursi setelah kesalahan transfer seperti Teun Koopmeiners yang mahal tapi minim kontribusi, plus sanksi UEFA yang batasi skuad. Modesto, rekan Spors dari era RB, sudah diangkat untuk tangani teknis harian, tapi direktur olahraga butuh visi strategis. Nama lain seperti Marco Ottolini dari Genoa sempat unggul, tapi negosiasi dingin setelah tuntutan gaji tinggi. Spors muncul sebagai alternatif segar: kontak awal via agennya tunjukkan kesiapan, meski Southampton ogah lepas aset kunci di tengah perjuangan promosi. Klub Inggris itu kesulitan—hanya satu kemenangan dari delapan laga Championship—dan fans bahkan kritik Spors atas rekrutmen musim panas, tapi di Turin, ia dilihat sebagai upgrade. Proses ini cepat: Juventus ingin selesai sebelum jeda November, agar Spors bisa pengaruh jendela transfer Januari. Tantangannya? Spors harus tinggalkan proyek Sport Republic yang baru mulai, dan adaptasi ke tekanan Serie A. Jika bergabung, ia lapor langsung ke CEO Maurizio Scanavino, bantu bangun skuad kompetitif untuk target top-four.
Kesimpulan
Minat Juventus pada Johannes Spors sebagai direktur olahraga baru jadi sinyal kuat reformasi mendalam di klub yang haus gelar lagi. Dengan rekam jejak sukses di rekrutmen data-driven dan pengalaman multi-liga, pria Jerman ini bisa jadi kunci bangkitkan Bianconeri dari posisi tujuh Serie A. Meski proses masih awal dan Southampton enggan lepas, peluang ini realistis—terutama dengan kekosongan struktural pasca-Giuntoli. Bagi penggemar, ini harapan baru: Spors tak cuma bawa talenta, tapi filosofi pintar yang bisa hemat biaya sambil ciptakan skuad juara. Musim 2025/2026 masih panjang, tapi langkah ini bisa percepat Juventus kembali ke peta Eropa—satu keputusan pintar di tengah badai.





