Alasan Azzurri Gagal di Kualifikasi Piala Dunia Tahun 2026. Kegagalan Italia lolos langsung ke Piala Dunia 2026 semakin terkonfirmasi setelah kekalahan memalukan 1-4 dari Norwegia di San Siro pada 16 November 2025. Azzurri finis kedua di Grup I dengan 18 poin, tertinggal enam dari pemimpin grup yang tak terkalahkan, meski menang enam dari delapan laga. Ini jadi babak ketiga beruntun di mana Italia gagal otomatis lolos, setelah absen dari Rusia 2018 dan Qatar 2022. Pelatih Gennaro Gattuso, yang baru ambil alih Juni lalu, langsung kritik format kualifikasi FIFA yang dianggap tak adil bagi Eropa. Kini, nasib empat kali juara dunia ini bergantung pada playoff Maret 2026, di mana memori kegagalan sebelumnya masih membayangi. BERITA BASKET
Kalah di Start dan Dominasi Norwegia: Alasan Azzurri Gagal di Kualifikasi Piala Dunia Tahun 2026
Kampanye kualifikasi Italia langsung oleng sejak laga pembuka Juni lalu: kalah 0-3 dari Norwegia di Oslo. Itu jadi pukulan telak, karena Azzurri butuh kemenangan besar di laga terakhir untuk balikkan keadaan – skenario 9-0 yang mustahil. Norwegia tampil sempurna dengan delapan kemenangan beruntun, cetak 33 gol dan hanya kebobolan empat, termasuk 14 dari Erling Haaland. Italia malang bertemu tim paling on fire di Eropa, yang rata-rata unggul 4,7 gol per laga. Kekalahan di San Siro tambah tragis: unggul 1-0 lewat gol awal, tapi ambruk di babak kedua dengan tiga gol cepat dari Haaland, Jorgen Strand Larsen, dan Antonio Nusa. Ini bukti Italia tak siap hadapi tekanan tinggi dari lawan yang lebih lapar.
Masalah Taktis dan Kerapuhan Mental: Alasan Azzurri Gagal di Kualifikasi Piala Dunia Tahun 2026
Pelatih Gattuso patah hati usai laga, sebut timnya “fragile” dan kehilangan struktur di babak kedua. Manuel Locatelli, gelandang kunci, setuju: “Kami harus lebih bersatu di momen krusial.” Italia dominan di awal, dengan tujuh tembakan tapi hanya satu on target, sementara Norwegia minim ancaman. Tapi setelah istirahat, pressing lawan bikin Azzurri panik, hilang bola gampang, dan tak bisa kendalikan tempo. Gattuso, yang menang lima laga awal sebelum ini, akui perubahan pelatih dari Luciano Spalletti tak cukup obati masalah akar: kurangnya kedalaman skuad dan rotasi yang bikin lini tengah lemah. Mental juara ala Euro 2021 hilang, diganti keraguan yang muncul tiap tertinggal.
Format Kualifikasi yang Dianggap Tak Adil
Gattuso tak segan sindir FIFA pasca-kekalahan: “Sistem ini butuh perubahan.” Italia menang enam laga tapi tetap runner-up, sementara Eropa hanya dapat 12 slot langsung dari 16 total, sisanya playoff. Bandingkan dengan Amerika Selatan yang punya enam slot otomatis, atau Afrika sembilan. Dengan 48 tim di Piala Dunia 2026, UEFA harus bagi 12 grup kecil (empat atau lima tim), tapi ini bikin runner-up seperti Italia langsung ke playoff single-leg yang berisiko. Sejarah buruk playoff – kalah agregat dari Swedia 2018 dan 0-1 dari Makedonia Utara 2022 – bikin Gattuso khawatir. Ia rencanakan pemusatan ekstra Februari 2026 di Coverciano untuk bangun ulang, meski kalender FIFA masih abu-abu.
Kesimpulan
Kegagalan Azzurri di kualifikasi Piala Dunia 2026 campuran dari start buruk, dominasi lawan tangguh, kerapuhan taktis, dan format kompetisi yang tak ramah Eropa. Norwegia jadi musuh sial yang hancurkan mimpi lolos langsung, sementara Gattuso hadapi tekanan besar di playoff Maret – semifinal 26 Maret dan final 31 Maret, dengan undian 20 November. Ini momen ujian bagi Italia untuk bangkit dari “apocalypse” ketiga, atau lanjutkan mimpi buruk absen di turnamen besar. Dengan skuad muda seperti Mateo Retegui dan Gianluca Mancini, harapan masih ada, asal mental diperbaiki. Piala Dunia di Amerika Utara Juni-Juli 2026 menanti, tapi Azzurri harus buktikan bukan tim satu kali hebat lagi.





