Juventus Resmi Memecat Igor Tudor Usai Ga Pernah Menang. Pagi ini, 28 Oktober 2025, dunia sepak bola Italia diguncang berita besar dari Turin: Juventus resmi memecat pelatih Igor Tudor setelah tujuh bulan menangani tim, akibat delapan laga tanpa kemenangan dan tiga kekalahan beruntun. Pengumuman itu keluar Senin malam, tepat setelah kekalahan memalukan 0-2 dari tim papan tengah Serie A akhir pekan lalu. Tudor, yang awalnya datang sebagai pelatih sementara pada Maret, gagal angkat Juventus dari posisi delapan klasemen—jauh dari ambisi scudetto yang diharapkan fans. Di musim 2025/2026 yang baru berjalan seperempat, keputusan ini jadi langkah darurat direksi klub untuk selamatkan musim yang terancam. Direktur olahraga Cristiano Giuntoli sebut ini “keputusan sulit tapi perlu untuk bangun kembali.” Artikel ini kupas kronologi pemecatan, penyebab kegagalan, serta prospek Juventus ke depan—semua dari dinamika panas Turin saat ini. INFO CASINO
Kronologi Pemecatan yang Tak Terelakkan: Juventus Resmi Memecat Igor Tudor Usai Ga Pernah Menang
Pemecatan Igor Tudor berlangsung cepat, tapi akarnya sudah tercium sejak akhir September. Tudor datang ke Juventus pada Maret 2025 sebagai pengganti sementara setelah skuad krisis, dan awalnya beri harapan: tiga kemenangan beruntun di akhir musim lalu angkat tim dari zona degradasi. Tapi musim baru, performa anjlok—hanya dua kemenangan dari sepuluh laga awal, dengan delapan tanpa gol kemenangan. Puncaknya, kekalahan 1-3 dari Inter Milan di derby akhir pekan, diikuti 0-2 lawan tim mid-table, picu rapat darurat direksi Senin pagi.
Pengumuman resmi keluar pukul 18.00 waktu Turin: Tudor dan stafnya dilepas dengan kompensasi enam bulan gaji, total sekitar 2 juta euro. Tudor beri pernyataan singkat: “Saya bangga berkontribusi, tapi paham keputusan klub.” Ini pemecatan keempat Juventus dalam tiga tahun, rekor buruk yang tunjukkan ketidakstabilan manajemen. Tudor, 47 tahun, tinggalkan tim dengan rekor 12 menang 8 seri 10 kalah—cukup untuk selamatkan posisi, tapi tak cukup untuk ambisi. Fans di Allianz Stadium protes keras saat kekalahan terakhir, dengan spanduk “Tudor out” yang viral. Kronologi ini ingatkan betapa rapuhnya posisi pelatih di klub sebesar Juventus—satu kekalahan beruntun bisa jadi akhir.
Penyebab Buruknya Performa di Bawah Tudor: Juventus Resmi Memecat Igor Tudor Usai Ga Pernah Menang
Kegagalan Tudor bukan muncul tiba-tiba, tapi akumulasi masalah taktikal dan skuad yang tak kunjung solid. Formasi 3-5-2 andalannya—khas gaya Kroasia—gagal adaptasi dengan pemain Juventus: gelandang seperti Manuel Locatelli dan Nicolò Fagioli sering kehilangan bola di build-up, hasilkan 15 gol kebobolan dari transisi cepat lawan. Serangan mandul: Dusan Vlahović cuma cetak empat gol musim ini, turun dari 18 musim lalu, karena kurang suplai dari sayap Federico Chiesa yang cedera berulang.
Tudor dikritik kurang rotasi: ia andalkan starting XI sama di enam laga terakhir, picu kelelahan—terbukti dari statistik: tingkat passing akurat tim turun 12% di babak kedua. Plus, konflik internal: laporan bilang Tudor bentrok dengan direktur Giuntoli soal transfer musim panas, di mana rekrutan seperti Teun Koopmeiners gagal integrasi karena tak cocok taktik. Delapan laga tanpa menang—termasuk draw membosankan 0-0 lawan tim kecil—bikin fans kehilangan sabar. Penyebab utama: Tudor gagal bangun identitas, beda dengan era Allegri yang stabil meski tak juara. Ini bukan soal satu orang, tapi kegagalan sistem yang bikin Juventus stuck di posisi delapan, selisih 10 poin dari pemuncak Inter.
Dampak Pemecatan dan Calon Pengganti yang Hangat Dibicarakan
Pemecatan Tudor langsung beri efek guncangan bagi Juventus: saham klub turun 2% di bursa Turin, dan penjualan tiket laga depan turun 15%. Tapi positifnya, ini buka ruang adaptasi cepat—tim sementara dipimpin asisten Tudor, Diego Olivero, untuk laga Europa League Kamis nanti. Dampak skuad: pemain seperti Vlahović beri dukungan publik ke Tudor, tapi Fagioli bilang “kami siap bangkit di bawah pelatih baru.” Posisi delapan klasemen jadi alarm: dengan 28 laga tersisa, Juventus butuh 60 poin lagi untuk scudetto, tantangan berat tapi mungkin jika revamp total.
Calon pengganti sudah ramai dibahas: Thiago Motta, eks Bologna, favorit utama dengan odds 2:1—ia kenal Serie A dan punya gaya modern yang cocok skuad muda Juventus. Alternatif lain: Massimiliano Allegri kembali sementara, atau Zinedine Zidane untuk proyek jangka panjang. Giuntoli bilang pengumuman pelatih baru dalam seminggu, tapi prioritas transfer winter: butuh bek tengah dan winger untuk perkuat skuad. Dampak luas: ini bisa jadi turning point, seperti pemecatan Sarri tahun lalu yang angkat Juventus ke semifinal UCL. Tapi jika salah pilih, musim ini bisa berakhir tanpa trofi—skenario buruk bagi klub bersejarah.
Kesimpulan
Pemecatan Igor Tudor oleh Juventus pada 27 Oktober 2025 jadi pukulan telak tapi perlu, usai delapan laga tanpa menang yang hancurkan ambisi tim. Dari kronologi cepat, penyebab taktikal gagal, hingga dampak skuad dan calon Motta, ini cerita Juventus yang lagi cari jati diri di Serie A. Posisi delapan bukan akhir, tapi panggilan bangun—dengan skuad berbakat, pelatih baru bisa angkat Los Bianconeri kembali ke puncak. Fans Turin tunggu gebrakan; musim masih panjang, dan Juventus selalu bangkit. Tetap semangat, I Bianconeri!





