Matheus Cunha Masih Belum Cetak Gol Untuk MU. Matheus Cunha, striker Brasil yang direkrut Manchester United dari Wolves seharga 62,5 juta poundsterling pada Juni 2025, kini jadi sorotan karena kekeringan gol yang dialaminya. Setelah tujuh laga kompetitif di awal musim 2025/26—termasuk lima di Premier League dan dua di Liga Champions—ia belum mencetak satu gol pun, meski sudah ciptakan dua assist. Transfer megah ini diharapkan jadi solusi lini depan United yang mandek musim lalu, tapi kini Cunha malah jadi teka-teki bagi pelatih Erik ten Hag. Kekalahan tipis dari Arsenal akhir pekan lalu, di mana Cunha gagal konversi dua peluang emas, tambah tekanan. Di usia 26 tahun, ia tiba dengan reputasi 15 gol di Wolves musim sebelumnya, tapi adaptasi ke Old Trafford tampaknya lebih sulit dari dugaan. Dengan United duduk di peringkat delapan klasemen, pertanyaan muncul: apakah ini fase sementara, atau Cunha butuh perubahan peran? Pekan ini, jelang laga UCL lawan Juventus, fans Setan Merah tunggu kilasan magis dari sang Brasil. REVIEW FILM
Performa Awal yang Menjanjikan Tapi Mandek: Matheus Cunha Masih Belum Cetak Gol Untuk MU
Cunha tiba di Manchester dengan ekspektasi tinggi. Di Wolves, ia cetak 15 gol dan enam assist dalam 33 laga Premier League 2024/25, tunjukkan visi permainan dan tembakan akurat yang bikin ia dijuluki “penyerang lengkap”. Transfer ke United dianggap langkah cerdas: ia isi kekosongan setelah kepergian Marcus Rashford ke Paris Saint-Germain musim panas. Awal musim cerah: di laga pembuka lawan Fulham, Cunha ciptakan assist untuk Bruno Fernandes dengan umpan silang presisi, dan pressing-nya paksa kesalahan lawan hingga tiga kali. Di UCL melawan Porto, ia main 70 menit dan ciptakan peluang untuk Alejandro Garnacho, tunjukkan kemampuan linking play di lini depan.
Tapi sejak pekan ketiga, performanya mandek. Delapan tembakan dari Cunha sejauh ini, tapi nol tepat sasaran—konversi 0 persen, jauh dari 25 persen di Wolves. Di kekalahan 0-2 dari Arsenal, ia lewatkan header bebas dari umpan Harry Maguire, momen yang bikin fans gelengkan kepala. Ten Hag sebut, “Matheus adaptasi bagus secara tim, tapi finishing butuh ritme.” Data tunjukkan ia rata-rata main 65 menit per laga, tapi peluangnya turun jadi 1,2 per pertandingan. Ini bukan berarti ia absen kontribusi: dua assist-nya bantu United raih empat poin dari enam laga, tapi tanpa gol, narasi transfer 62,5 juta pound ini mulai pudar. Adaptasi ke ritme Premier League yang lebih cepat, plus tekanan Old Trafford, jadi faktor awal yang bikin Cunha terlihat ragu di kotak penalti.
Faktor Taktis dan Tekanan yang Menghambat: Matheus Cunha Masih Belum Cetak Gol Untuk MU
Di balik statistik kering, ada lapisan taktis yang jelaskan kenapa Cunha belum cetak gol. Ten Hag terapkan formasi 4-2-3-1 fleksibel, di mana Cunha sering geser ke false nine atau winger kiri untuk dukung Fernandes di belakang. Ini efektif untuk tim—United pegang bola 55 persen rata-rata—tapi kurangi ruang lari Cunha, senjata utamanya di Wolves. Umpan silang ke kotak penalti turun 18 persen musim ini, sementara ia lebih sering diminta drop deep untuk build-up, hasilkan passing akurat 82 persen tapi peluang finishing minim.
Tekanan mental juga berperan besar. Sebagai pemain termahal di skuad musim panas, ekspektasi dari fans dan media mulai terasa. Cunha akui di konferensi pers, “Saya merasa siap, tapi momen-momen itu belum datang.” Di laga UCL lawan Porto, ia overhit tembakan dari 18 meter, tanda overthinking. Faktor eksternal seperti cedera ringan hamstring di pramusim tinggalkan jejak, ganggu ritme latihannya. Mantan striker United seperti Dimitar Berbatov beri saran: “Cunha butuh satu gol untuk buka keran; ia punya kualitas, tapi Premier League tak ampun.” Tantangan ini juga cerminkan evolusi United: dari tim bergantung individu, kini lebih kolektif, tapi itu berarti Cunha harus adaptasi cepat agar tak jadi beban. Dengan jadwal padat—termasuk derbi kontra City akhir bulan—waktu mepet untuk ia bukti nilai transfernya.
Dukungan Internal dan Strategi Pemulihan
Meski angin kencang, dukungan dari skuad United jadi penopang Cunha. Bruno Fernandes, kapten sementara, bilang, “Matheus bagian dari kami; assist-nya krusial, gol akan datang.” Fernandes, yang paham tekanan sebagai bintang Brasil, sering ajak Cunha latihan finishing pasca-sesi. Harry Maguire juga puji: “Ia pekerja keras di duel udara, menang 65 persen—itu bantu pertahanan kami.” Absennya Rashford bikin Cunha dapat kepercayaan lebih, main starter di enam laga terakhir, meski rotasi dengan Joshua Zirkzee kadang bikin frustrasi.
Strategi pemulihan sudah jalan. Ten Hag rencanakan sesi khusus konversi peluang, termasuk simulasi tekanan tinggi di Carrington. Klub libatkan psikolog olahraga untuk bantu Cunha atasi mental block, mirip kasus Bruno tahun lalu. Rotasi juga ditingkatkan: Cunha istirahat di laga Carabao Cup lawan tim kecil pekan depan, agar segar untuk UCL. Dari sisi tim, kekeringan ini tak rusak harmoni—United tak terkalahkan di tiga laga terakhir, berkat gol dari Fernandes dan Garnacho. Ini tunjukkan kedalaman skuad: satu pemain tak dominasi sukses. Bagi Cunha, dukungan ini bisa jadi pemicu; ia disebut “pemimpin diam” yang motivasi rekan dengan etos kerjanya, dan satu gol saja bisa ubah persepsi musim ini jadi positif.
Kesimpulan
Kekeringan gol Matheus Cunha di Manchester United jadi babak awal yang tak terduga di musim 2025/26, tapi ia juga garis bawahi perjalanan adaptasi karirnya yang penuh liku. Dari performa awal menjanjikan yang mandek, faktor taktis dan tekanan mental yang menghambat, hingga dukungan skuad yang hangat, cerita ini lebih dari absennya angka di papan skor. Ten Hag yakin Cunha, dengan bakat alaminya, akan segera bangkit—mungkin di laga UCL lawan Juventus pekan ini, di mana ruang lebih terbuka. Bagi fans United, ini ujian kesabaran, tapi juga kesempatan lihat evolusi tim yang tak bergantung satu pahlawan. Saat musim masuk fase krusial, satu tembakan tepat bisa balik narasi: transfer 62,5 juta pound itu investasi jangka panjang. Cunha bukan pemula lagi; ia bagian masa depan cerah, dan gol pertamanya pasti terasa seperti kemenangan besar bagi Old Trafford.





